KEGIATAN PRODUKSI
A. Pengertian dan Tujuan Produksi
Produksi
adalah usaha manusia untuk menghasilkan atau mengubah barang atau jasa menjadi
barang atau jasa lain yang bernilai guna dan ekonomi lebih tinggi. Selain itu,
produksi dapat pula diartikan sebagai kegiatan manusia yang menghasilkan atau
menambah guna barang atau jasa, baik langsung maupun tidak langsung, untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Pihak atau orang yang melakukan kegiatan produksi
disebut produsen.
Gambar
Produksi Tahu Bulat
Kegiatan
produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apabila kegiatan produksi
lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat maka ini yang akan
menjadi masalah pokok ekonomi, yaitu disebut dengan kelangkaan.
Gambar
Antrian BBM
Dengan
memperhatikan gambar diatas dapat kita lihat bahwa karena keterbatasan produksi
BBM mengakibatkan terjadi kelangkaan BBM sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap
BBM besar. Untuk mengatasi kelangkaan inilah maka perlu ada kegiatan produksi.
Berikut
ini adalah beberapa tujuan produksi.
1.
Memenuhi
kebutuhan manusia. Manusia memiliki beragam kebutuhan terhadap barang dan jasa
yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi. Apalagi jumlah manusia terus
bertambah.
2.
Mencari
keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen (orang yang
memproduksi) berharap bisa menjualnya dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
3.
Menjaga
kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen
akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan produknya, yang dapat
digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan para
karyawan.
4.
Meningkatkan
mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu berusaha memuaskan keinginan
konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat kesempatan melakukan uji coba
(eksperimen) untuk meningkatkan mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih
baik dari produksi sebelumnya.
5.
Mengganti
barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau karena bencana alam. Semua
itu diganti dengan cara memproduksi barang yang baru.
6.
Memenuhi
pasar dalam negeri dan luar negeri.
7.
Meningkatkan
kemakmuran.
8.
Memperluas
lapangan usaha.
B.
Nilai
Guna Barang
Berdasarkan
pengertian produksi tersebut dapat disimpulkan
bahwa nilai guna suatu barang akan bertambah bila barang tersebut diolah
lagi dan menghasilkan barang lain. Setiap barang memiliki nilai guna (utilitas)
yang berbeda. Perbedaan nilai guna tersebut dapat dilihat dari :
1.
Nilai
guna bentuk (form utility) yaitu suatu barang akan memiliki nilai guna
apabila telah mengalami perubahan bentuk. Contoh perubahan tersebut antara
lain, kacang kedelai, akan memiliki nilai guna lebih tinggi apabila dirubah
atau diolah menjadi tahu atau tempe. Perubahan nilai guna tersebut akan
mempengaruhi harga dan manfaat barang tersebut. Harga dan manfaat dari tahu
atau tempe lebih tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai.
2.
Nilai
guna tempat (place utility), nilai guna suatu barang akan lebih tinggi
karena perbedaan tempat. Misalnya, pasir akan bertambah nilai gunanya kalau
dibawa ke toko bangunan.
3.
Nilai
guna waktu (time utility), nilai guna suatu barang akan bertambah kalau
barang tersebut digunakan pada saat yang tepat. Misalnya, jaket digunakan pada
saat kita kedinginan, payung kita gunakan pada saat hujan atau panas. Nilai
guna barang tersebut akan bertambah kalau kita menggunakan pada saat kita
membutuhkan.
4.
Nilai
guna kepemilikan (ownership utility),
nilai guna barang akan bertambah apabila barang
tersebut telah berpindah kepemilikannya. Misalnya, sepatu di toko belum
memiliki nilai guna dan akan memiliki nilai guna kalau sepatu tersebut dibeli
oleh seseorang dan kemudian dipakainya. Nilai guna barang bukan hanya
ditentukan oleh kepemilikan saja, akan tetapi dapat juga dilihat dari siapa
yang memiliki. Seorang pemilik restoran akan lebih baik apabila memiliki juru
masak yang terkenal.
C.
Bidang
- bidang Produksi
Produksi
dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang.
1.
Produksi
ekstraktif adalah produksi yang memungut langsung hasil yang disediakan alam
tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut. Seperti: pertambangan, penangkapan
ikan, dan lain-lain.
2.
Produksi agraris
adalah produksi yang mengolah alam untuk memelihara tanaman dan hewan. Seperti:
pertanian, perkebunan, peternakan, dan lain-lain.
3.
Produksi industri, adalah produksi
yang mengolah;
a.
bahan mentah
menjadi barang jadi contoh: kedelai diolah menjadi tempe
b.
bahan mentah
menjadi barang setengah jadi, contoh: kapas diolah menjadi benang pintalan
c.
bahan
setengah jadi menjadi barang setengah jadi, contoh: pintalan benang diolah
menjadi kain
d.
bahan
setengah jadi menjadi barang jadi, contoh: kain diolah menjadi pakaian
4.
Produksi perdagangan,
adalah produksi yang mengumpulkan dan menjual kembali hasil produksi kepada
yang memerlukan untuk memperoleh keuntungan. Seperti: toko, supermarket, kios,
dan lain-lain.
5.
Produksi jasa, adalah produksi
yang membantu dan memperlancar proses produksi tanpa ikut membuat barang itu
sendiri. Jadi, bidang produksi jasa tidak menghasilkan barang melainkan hanya
menghasilkan jasa.
D.
Faktor
– faktor Produksi
Faktor
produksi dalam ilmu ekonomi dapat dibedkan menjadi empat, yaitu faktor produksi
alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan.
1.
Faktor
produksi alam (Sumber daya alam)
Faktor
produksi alam adalah segala sesuatu yang disediakan alam untuk dimanfaatkan
manusia, dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Faktor produksi alam
contohnya tanah, air, tenaga alam dan beraneka barang tambang.
2.
Faktor
produksi tenaga kerja
Tenaga
kerja merupakan faktor produksi yang digunakan untuk mengolah faktor produksi
alam. Faktor produksi tenaga kerja berkaitan dengan kemampuan atau keahlian
manusia, baik jasmanimaupun rohani, untuk memenuhi kebutuhannya.
Faktor
tenaga kerja terdiri dari atas tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan
tenaga kerja kasar.
a. Tenaga kerja terdidik (skiled labour)
adalah tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan dan keahlian melalui
pendidikan formal tertentu. Sontohnya: dokter, hakim, insinyur, guru dan
akuntan
b. Tenaga kerja terlatih (trained
labour) adalah tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pengetahuan dari
lembaga pelatihan atau kursus – kursus. Contohnya: sopir, penjahit, tukang
pangkas dan tukang kayu.
c. Tenaga kerja kasar (unskilled labour)
adalah tenaga kerja yang memperoleh keterampilan hanya dari pengalaman dan
kebiasaan saja. Contohnya: kuli angkut, tukang sapu, dan tukang becak.
3.
Faktor
produksi modal
Modal
dalam arti luas adalah semua barang atau jasa yang dapat digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa yang lebih bermanfaat. Adapun pengertian modal
secara sempit adalah barang atau uang yang diinvestasikan untuk membiayai
sebuah usaha atau proses produksi. Contoh modal adalah: gedung, mesin, bahan
mentah atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
4.
Faktor
produksi kewirausahaan
Faktor
produksi kewirausahaan adalah kemampuan manusia untuk menjalankan dan mengatur
kegiatan produksi sehingga produksi dapat berjalan dengan efisien dan
memperoleh keuntungan maksimal. Ada tiga jenis keahlian dalam kewirausahaan,
yaitu managerial skill, technical skill, dan organization skill.
a.
Managerial
skill adalah kemampuan
memimpin dan mengelola serta menggunakan setiap kesempatan dengan
sebaik-baiknyadan keberanian menanggung resiko.
b.
Technical
skill adalah kemampuan
khusus dalam bidang teknis ekonomi yang diperlukan dalam kegiatan produksi.
Contoh: keahlian dalam bidang akuntansi.
c.
Organization
skill adalah kemampuan
memilih, mengatur, dan menetapkan orang dengan tepat pada bagian-bagiannya.
KEGIATAN
DISTRIBUSI
A. Pengertian dan Tujuan Distribusi
Distribusi
adalah semua kegiatan yan ditujukan untuk menyampaikan atau menyalurkan barang
dan jasa dari produsen kepada konsumen. Berdasarkan pengertian itu, kegiatan
distribusi memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menyampaikan barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen.
2. Mempercepat sampainya hasil produksi
ketangan konsumen
3. Tercapainya pemerataan produksi
4. Menjaga keseimbangan produksi
5. Memperbesar dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas produksi
6. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa.
Gambar
: Kegiatan Distribusi
B. Sistem Distribusi
Apabila
ditinjau dari caranya, kegiatan distribusi dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung.
1. Distribusi langsung adalah distribusi
barang/jasa tanpa melalui perantara sehingga penyaluran langsung dari produsen
kepada konsumen. Contohnya: pedagang sate langsung menjual satenya kepada
konsumen.
2.
Distribusi
semi langsung adalah sistem distribusi dari produsen kepada konsumen melalui
pedagang perantara yang merupakan bagian dari produsen. Contoh pabrik sepeda
motor merek Honda menjualnya di dealer Honda.
3.
Distribusi
tidak langsung adalah sistem distribusi dari produsen kepada konsumen melalui
grosir, pedagang kecil yang bertindak sebagai pedagang perantara.
C. Saluran Distribusi
Saluran
distribusi adalah perorangan atau perusahaan yang bekerja diantara produsen dan
konsumen. Lembaga-lembaga distribusi yang merupakan pelaku saluran distribusi
terdiri atas berikut ini:
1. Pedagang yaitu orang atau badan
perantara yang usahanya membeli dan menjual barang atas kemauan sendiri dan
resiko yang terjadi ditanggung sendiri. Pedagang dapat dibedakan menjadi
pedagang besar dan retailer.
2. Agen atau dealer, yaitu seseorang atau
lembaga yang bertindak sebagai distributor barang tertentu dari pabrik tertentu
dan bertindak atas nama pabrik yang menugaskannya. Dalam arti lain agen
merupakan perwakilan dari pabrik. Contohnya dealer Honda dan agen sepatu Bata.
3. Makelar, yaitu seorang atau lembaga yang
bertindak sebagai perentara yang kegiatannya menjual dan membeli barang dengan
bukan atas nama sendiri, tetapi atas nama orang lain. Makelar dapat berperan
ganda, ia dapat menjadi pembeli atau penjual atas nama pembeli dan penjual.
Contoh perantara penjual tanah
4. Komisioner, yaitu perantara yang
melakukan kegiatan menjual dan membeli barang dan jasa milik orang lain atas
namanya sendiri. Komisioner bertanggung jawab sendiri atas segala tindakannya.
5. Eksportir, yaitu seseorang atau lembaga
yang kegiatannya membeli barang dari pedagang/produsen dalam negeri kemudian
menjualnya keluar negeri.
6. Importir, yaitu seorang atau lembaga
yang kegiatannya membeli dan mendatangkan barang-barang dari luar negeri
kemudian menjualnya di dalam negeri.
KEGIATAN
KONSUMSI
A. Pengertian dan Tujuan Konsumsi
Konsumsi
adalah suatu kegiatan ekonomi yang bersifat mengurangi atau menghabiskan
manfaat atau nilai guna suatu barang atau jasa. Secara sederhana kegiatan
konsumsi adalah menggunakan barang atau jasa, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Contoh memakan makanan, mentonton tv, menggunakan Hp dan lain-lain.
Kegiatan
konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta memperoleh kepuasan
semaksimal mungkin dengan terpenuhinya kebutuhan itu. Kepuasan maksimal didapat
apabila manusia melandaskan kegiatan konsumsinya atas prinsip ekonomi.
Gambar
: Konsumsi
B. Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Konsumsi
seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
1. Pengahsilan
Jumlah
penghasilan baik kecil atau besar, seseorang berpengaruh secara langsung
terhadap pola konsumsinya. Penghasilan yang diperoleh akan digunakan seseorang
untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya (atau melakukan tindakan konsumsi).
Penghasilan dapat seluruhnya atau sebagian dimanfaatkan. Penghasilan yang tidak
terpakai seluruhnya untuk konsumsi dapat ditabung.
2.
Usia
Pola
konsumsi manusia juga dipengaruhi oleh usia seseorang. Semangkin bertambah usia
maka konsumsinya juga akan berbeda. Contoh balita tidak butuh menggunakan HP
sedangkan orang yang dewasa selalu mengkonsumsi HP.
3.
Gaya
hidup
Gaya
hidup seseorang juga akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Orang yang
boros maka tingkat konsumsinya akan besar.
4.
Pekerjaan
Pola
konsumsi seseorang yang telah bekerja akan berbeda dengan seseorang yang belum
bekerja. Contoh pola konsumsi seorang direktur lebih tinggi daripada pola
konsumsi seorang kuli bangunan.
5.
Selera
Selera
tiap orang berbeda dalam memilih barang atau jasa yang akan dikonsumsi. Contoh
orang yang suka sate akan sering membeli sate dibandingkan bakso dan
sebaliknya.
6.
Pendidikan
dan status sosial
Pola
konsumsi akan semakin tinggi atau besar seiring dengan semakintingginya tingkat
pendidikan atau status sosial seseorang. Contoh pola konsumsi anak SD akan
berbeda dengan siswa SMP dan sebagainya.
7.
Persediaan
dan harga barang atau jasa.
Perubahan
harga barang atau jasa dapat mempengaruhi konsusmsi seseorang. Contoh pada saat
harga minyak tanah naik orang pindah menggunakan gas.
8.
Tingkat
peradaban
Pola
konsumsi manusia yang hidup dimasa pra aksara masih bersifat sederhana dari
pola konsumsi manusia yang hidup pada zaman sekarang.
9.
Lingkungan
tempat tinggal
Kehidupan
masyarakat pedesaan yang sederhana menyebabkan pola konsumsinya sederhana pula.
Sebaliknya masyarakat perkotaan yang didukung oleh fasilitas serba lengkap
memudahkan mereka memenuhi kebutuhannya sehingga pola konsumsi lebih tinggi
dari pada pedesaan.
10.
Jumlah
anggota keluarga
Peningkatan konsumsi akan
terjadi jika terjadi penambahan jumlah anggota keluarga. Contoh keluarga kecil
memiliki pola konsumsi berbeda dengan keluarga besar.
VIDEO KEGIATAN EKONOMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar