Selasa, 07 Februari 2017

KEGIATAN EKONOMI



KEGIATAN PRODUKSI


A.  Pengertian dan Tujuan Produksi
Produksi adalah usaha manusia untuk menghasilkan atau mengubah barang atau jasa menjadi barang atau jasa lain yang bernilai guna dan ekonomi lebih tinggi. Selain itu, produksi dapat pula diartikan sebagai kegiatan manusia yang menghasilkan atau menambah guna barang atau jasa, baik langsung maupun tidak langsung, untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pihak atau orang yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen.

Gambar Produksi Tahu Bulat

Kegiatan produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apabila kegiatan produksi lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat maka ini yang akan menjadi masalah pokok ekonomi, yaitu disebut dengan kelangkaan.

Gambar Antrian BBM

Dengan memperhatikan gambar diatas dapat kita lihat bahwa karena keterbatasan produksi BBM mengakibatkan terjadi kelangkaan BBM sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap BBM besar. Untuk mengatasi kelangkaan inilah maka perlu ada kegiatan produksi.
Berikut ini adalah beberapa tujuan produksi.
1.    Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki beragam kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.
2.    Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
3.    Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi barang dan jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.
4.    Meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu berusaha memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari produksi sebelumnya.
5.    Mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau karena bencana alam. Semua itu diganti dengan cara memproduksi barang yang baru.
6.    Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri.
7.    Meningkatkan kemakmuran.
8.    Memperluas lapangan usaha.
B.   Nilai Guna Barang
Berdasarkan  pengertian  produksi  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa nilai guna suatu barang akan bertambah bila barang tersebut diolah lagi dan menghasilkan barang lain. Setiap barang memiliki nilai guna (utilitas) yang berbeda. Perbedaan nilai guna tersebut dapat dilihat dari :
1.    Nilai guna bentuk (form utility) yaitu suatu barang akan memiliki nilai guna apabila telah mengalami perubahan bentuk. Contoh perubahan tersebut antara lain, kacang kedelai, akan memiliki nilai guna lebih tinggi apabila dirubah atau diolah menjadi tahu atau tempe. Perubahan nilai guna tersebut akan mempengaruhi harga dan manfaat barang tersebut. Harga dan manfaat dari tahu atau tempe lebih tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai.
2.    Nilai guna tempat (place utility), nilai guna suatu barang akan lebih tinggi karena perbedaan tempat. Misalnya, pasir akan bertambah nilai gunanya kalau dibawa ke toko bangunan.
3.    Nilai guna waktu (time utility), nilai guna suatu barang akan bertambah kalau barang tersebut digunakan pada saat yang tepat. Misalnya, jaket digunakan pada saat kita kedinginan, payung kita gunakan pada saat hujan atau panas. Nilai guna barang tersebut akan bertambah kalau kita menggunakan pada saat kita membutuhkan.
4.    Nilai  guna  kepemilikan  (ownership  utility),  nilai  guna  barang  akan bertambah apabila barang tersebut telah berpindah kepemilikannya. Misalnya, sepatu di toko belum memiliki nilai guna dan akan memiliki nilai guna kalau sepatu tersebut dibeli oleh seseorang dan kemudian dipakainya. Nilai guna barang bukan hanya ditentukan oleh kepemilikan saja, akan tetapi dapat juga dilihat dari siapa yang memiliki. Seorang pemilik restoran akan lebih baik apabila memiliki juru masak yang terkenal.



C.   Bidang - bidang Produksi
Produksi dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang.
1.    Produksi ekstraktif adalah produksi yang memungut langsung hasil yang disediakan alam tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut. Seperti: pertambangan, penangkapan ikan, dan lain-lain.
2.    Produksi agraris adalah produksi yang mengolah alam untuk memelihara tanaman dan hewan. Seperti: pertanian, perkebunan, peternakan, dan lain-lain.
3.    Produksi industri, adalah produksi yang mengolah;
a.                        bahan mentah menjadi barang jadi contoh: kedelai diolah menjadi tempe
b.                        bahan mentah menjadi barang setengah jadi, contoh: kapas diolah menjadi benang pintalan
c.                        bahan setengah jadi menjadi barang setengah jadi, contoh: pintalan benang diolah menjadi kain
d.                        bahan setengah jadi menjadi barang jadi, contoh: kain diolah menjadi pakaian
4.            Produksi perdagangan, adalah produksi yang mengumpulkan dan menjual kembali hasil produksi kepada yang memerlukan untuk memperoleh keuntungan. Seperti: toko, supermarket, kios, dan lain-lain.
5.            Produksi jasa, adalah produksi yang membantu dan memperlancar proses produksi tanpa ikut membuat barang itu sendiri. Jadi, bidang produksi jasa tidak menghasilkan barang melainkan hanya menghasilkan jasa.

D.   Faktor – faktor Produksi
Faktor produksi dalam ilmu ekonomi dapat dibedkan menjadi empat, yaitu faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan.
1.    Faktor produksi alam (Sumber daya alam)
Faktor produksi alam adalah segala sesuatu yang disediakan alam untuk dimanfaatkan manusia, dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Faktor produksi alam contohnya tanah, air, tenaga alam dan beraneka barang tambang.
2.            Faktor produksi tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang digunakan untuk mengolah faktor produksi alam. Faktor produksi tenaga kerja berkaitan dengan kemampuan atau keahlian manusia, baik jasmanimaupun rohani, untuk memenuhi kebutuhannya.
Faktor tenaga kerja terdiri dari atas tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan tenaga kerja kasar.
a.   Tenaga kerja terdidik (skiled labour) adalah tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan dan keahlian melalui pendidikan formal tertentu. Sontohnya: dokter, hakim, insinyur, guru dan akuntan
b.   Tenaga kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pengetahuan dari lembaga pelatihan atau kursus – kursus. Contohnya: sopir, penjahit, tukang pangkas dan tukang kayu.
c.   Tenaga kerja kasar (unskilled labour) adalah tenaga kerja yang memperoleh keterampilan hanya dari pengalaman dan kebiasaan saja. Contohnya: kuli angkut, tukang sapu, dan tukang becak.
3.            Faktor produksi modal
Modal dalam arti luas adalah semua barang atau jasa yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa yang lebih bermanfaat. Adapun pengertian modal secara sempit adalah barang atau uang yang diinvestasikan untuk membiayai sebuah usaha atau proses produksi. Contoh modal adalah: gedung, mesin, bahan mentah atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
4.            Faktor produksi kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan adalah kemampuan manusia untuk menjalankan dan mengatur kegiatan produksi sehingga produksi dapat berjalan dengan efisien dan memperoleh keuntungan maksimal. Ada tiga jenis keahlian dalam kewirausahaan, yaitu managerial skill, technical skill, dan organization skill.
a.            Managerial skill adalah kemampuan memimpin dan mengelola serta menggunakan setiap kesempatan dengan sebaik-baiknyadan keberanian menanggung resiko.
b.            Technical skill adalah kemampuan khusus dalam bidang teknis ekonomi yang diperlukan dalam kegiatan produksi. Contoh: keahlian dalam bidang akuntansi.
c.            Organization skill adalah kemampuan memilih, mengatur, dan menetapkan orang dengan tepat pada bagian-bagiannya.

KEGIATAN DISTRIBUSI

A. Pengertian dan Tujuan Distribusi

Distribusi adalah semua kegiatan yan ditujukan untuk menyampaikan atau menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Berdasarkan pengertian itu, kegiatan distribusi memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menyampaikan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
2. Mempercepat sampainya hasil produksi ketangan konsumen
3. Tercapainya pemerataan produksi
4. Menjaga keseimbangan produksi
5. Memperbesar dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
6. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa.

Gambar : Kegiatan Distribusi

B. Sistem Distribusi

Apabila ditinjau dari caranya, kegiatan distribusi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
1. Distribusi langsung adalah distribusi barang/jasa tanpa melalui perantara sehingga penyaluran langsung dari produsen kepada konsumen. Contohnya: pedagang sate langsung menjual satenya kepada konsumen.

2.            Distribusi semi langsung adalah sistem distribusi dari produsen kepada konsumen melalui pedagang perantara yang merupakan bagian dari produsen. Contoh pabrik sepeda motor merek Honda menjualnya di dealer Honda.

3.            Distribusi tidak langsung adalah sistem distribusi dari produsen kepada konsumen melalui grosir, pedagang kecil yang bertindak sebagai pedagang perantara.

C. Saluran Distribusi

Saluran distribusi adalah perorangan atau perusahaan yang bekerja diantara produsen dan konsumen. Lembaga-lembaga distribusi yang merupakan pelaku saluran distribusi terdiri atas berikut ini:
1. Pedagang yaitu orang atau badan perantara yang usahanya membeli dan menjual barang atas kemauan sendiri dan resiko yang terjadi ditanggung sendiri. Pedagang dapat dibedakan menjadi pedagang besar dan retailer.
2. Agen atau dealer, yaitu seseorang atau lembaga yang bertindak sebagai distributor barang tertentu dari pabrik tertentu dan bertindak atas nama pabrik yang menugaskannya. Dalam arti lain agen merupakan perwakilan dari pabrik. Contohnya dealer Honda dan agen sepatu Bata.
3. Makelar, yaitu seorang atau lembaga yang bertindak sebagai perentara yang kegiatannya menjual dan membeli barang dengan bukan atas nama sendiri, tetapi atas nama orang lain. Makelar dapat berperan ganda, ia dapat menjadi pembeli atau penjual atas nama pembeli dan penjual. Contoh perantara penjual tanah
4. Komisioner, yaitu perantara yang melakukan kegiatan menjual dan membeli barang dan jasa milik orang lain atas namanya sendiri. Komisioner bertanggung jawab sendiri atas segala tindakannya.
5. Eksportir, yaitu seseorang atau lembaga yang kegiatannya membeli barang dari pedagang/produsen dalam negeri kemudian menjualnya keluar negeri.
6. Importir, yaitu seorang atau lembaga yang kegiatannya membeli dan mendatangkan barang-barang dari luar negeri kemudian menjualnya di dalam negeri.


KEGIATAN KONSUMSI


A. Pengertian dan Tujuan Konsumsi

Konsumsi adalah suatu kegiatan ekonomi yang bersifat mengurangi atau menghabiskan manfaat atau nilai guna suatu barang atau jasa. Secara sederhana kegiatan konsumsi adalah menggunakan barang atau jasa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh memakan makanan, mentonton tv, menggunakan Hp dan lain-lain.
Kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta memperoleh kepuasan semaksimal mungkin dengan terpenuhinya kebutuhan itu. Kepuasan maksimal didapat apabila manusia melandaskan kegiatan konsumsinya atas prinsip ekonomi.

Gambar : Konsumsi

B. Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Konsumsi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
1. Pengahsilan
Jumlah penghasilan baik kecil atau besar, seseorang berpengaruh secara langsung terhadap pola konsumsinya. Penghasilan yang diperoleh akan digunakan seseorang untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya (atau melakukan tindakan konsumsi). Penghasilan dapat seluruhnya atau sebagian dimanfaatkan. Penghasilan yang tidak terpakai seluruhnya untuk konsumsi dapat ditabung.
2.            Usia
Pola konsumsi manusia juga dipengaruhi oleh usia seseorang. Semangkin bertambah usia maka konsumsinya juga akan berbeda. Contoh balita tidak butuh menggunakan HP  sedangkan orang yang dewasa selalu mengkonsumsi HP.
3.            Gaya hidup
Gaya hidup seseorang juga akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Orang yang boros maka tingkat konsumsinya akan besar.
4.            Pekerjaan
Pola konsumsi seseorang yang telah bekerja akan berbeda dengan seseorang yang belum bekerja. Contoh pola konsumsi seorang direktur lebih tinggi daripada pola konsumsi seorang kuli bangunan.
5.            Selera
Selera tiap orang berbeda dalam memilih barang atau jasa yang akan dikonsumsi. Contoh orang yang suka sate akan sering membeli sate dibandingkan bakso dan sebaliknya.
6.            Pendidikan dan status sosial
Pola konsumsi akan semakin tinggi atau besar seiring dengan semakintingginya tingkat pendidikan atau status sosial seseorang. Contoh pola konsumsi anak SD akan berbeda dengan siswa SMP dan sebagainya.
7.            Persediaan dan harga barang atau jasa.
Perubahan harga barang atau jasa dapat mempengaruhi konsusmsi seseorang. Contoh pada saat harga minyak tanah naik orang pindah menggunakan gas.
8.            Tingkat peradaban
Pola konsumsi manusia yang hidup dimasa pra aksara masih bersifat sederhana dari pola konsumsi manusia yang hidup pada zaman sekarang.
9.            Lingkungan tempat tinggal
Kehidupan masyarakat pedesaan yang sederhana menyebabkan pola konsumsinya sederhana pula. Sebaliknya masyarakat perkotaan yang didukung oleh fasilitas serba lengkap memudahkan mereka memenuhi kebutuhannya sehingga pola konsumsi lebih tinggi dari pada pedesaan.
10.         Jumlah anggota keluarga
Peningkatan konsumsi akan terjadi jika terjadi penambahan jumlah anggota keluarga. Contoh keluarga kecil memiliki pola konsumsi berbeda dengan keluarga besar.

 VIDEO KEGIATAN EKONOMI